Masih Muda Kena Radang Rematik, Kok Bisa?
Radang rematik adalah kondisi medis yang umum terjadi di kalangan masyarakat. Dikenal juga sebagai rheumatoid arthritis, penyakit ini dapat mempengaruhi sistem muskuloskeletal, terutama pada sendi-sendi tubuh. Radang rematik dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Dalam artikel ini, akan membahas lebih lanjut tentang radang rematik, termasuk gejala, ciri-ciri, penyebab di usia muda, pantangan yang perlu dihindari, serta obat-obatan yang tersedia di apotik. Yuk, simak sampai selesai.
Apa Itu Rematik?
Rematik adalah kondisi inflamasi yang terjadi pada sendi-sendi tubuh. Rheumatoid arthritis adalah salah satu jenis radang rematik yang paling umum. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sendi-sendi, menyebabkan peradangan dan kerusakan. Meskipun belum mengetahui penyebab pasti, ada beberapa faktor resiko yang dapat mempengaruhi perkembangan kondisi ini.
Ciri-Ciri Rematik
Ada beberapa ciri khas rematik yang dapat membantu dalam diagnosis kondisi ini. Ciri-ciri rematik dapat berbeda-beda antara individu, tetapi ada beberapa ciri umum yang sering terkait dengan kondisi ini. Berikut adalah beberapa ciri-ciri rematik :
1. Nyeri dan Pembengkakan Sendi
Salah satu ciri paling umum dari rematik adalah nyeri dan pembengkakan pada sendi-sendi. Gejala ini umumnya terjadi pada beberapa sendi secara simetris, seperti kedua tangan atau kedua kaki. Sendi-sendi yang paling sering terpengaruh adalah pergelangan tangan, lutut, jari-jari tangan, dan jari-jari kaki. Nyeri dan pembengkakan tersebut umumnya terjadi pada pagi hari atau setelah periode istirahat yang panjang.
2. Kekakuan Sendi
Rematik juga dapat menyebabkan kekakuan pada sendi-sendi. Pada awal pagi atau setelah istirahat yang panjang, penderitanya mungkin mengalami kesulitan dalam menggerakkan sendi-sendi tertentu. Kekakuan ini umumnya berlangsung selama lebih dari 30 menit dan dapat membaik seiring dengan berjalannya waktu dan aktivitas fisik.
3. Kelelahan dan Kelemahan
Penderita rematik sering mengalami kelelahan yang berlebihan dan kelemahan secara umum. Kondisi ini dapat mengganggu kemampuan mereka untuk menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal.
4. Kemerahan pada Sendi
Beberapa penderita rematik juga mengalami kemerahan pada sendi-sendi yang terkena. Kulit di sekitar area yang terkena rematik dapat terasa panas dan tampak lebih merah dibandingkan dengan kulit di sekitarnya.
5. Kehilangan Fungsi Sendi
Seiring perkembangan rematik, sendi-sendi yang terkena dapat mengalami kerusakan dan kehilangan fungsi. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pada kemampuan seseorang untuk bergerak dan menjalani aktivitas sehari-hari dengan bebas.
6. Perubahan Bentuk Sendi
Dalam kasus yang parah, rematik dapat menyebabkan perubahan bentuk pada sendi-sendi. Misalnya, sendi-sendi jari-jari tangan atau jari-jari kaki yang terkena rematik dapat mengalami perubahan bentuk atau melengkung.
7. Gejala Sistemik
Selain gejala pada sendi-sendi, rematik juga dapat menyebabkan gejala sistemik seperti demam, penurunan berat badan, dan penurunan nafsu makan.
Penyebab Rematik di Usia Muda
Rematik biasanya terjadi pada rentang usia di atas 40 tahun, namun ada juga kasus rematik yang terjadi pada usia muda. Penyebab rematik di usia muda masih menjadi area penelitian aktif, dan studi lebih lanjut diperlukan untuk memahami dengan lebih baik faktor-faktor resiko ini. Namun, beberapa faktor telah diidentifikasi terhadap perkembangan rematik pada usia muda. Berikut adalah beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab rematik di usia muda :
1. Faktor Genetik
Faktor genetik diyakini memainkan peran penting dalam perkembangan rematik. Terdapat kemungkinan adanya faktor keturunan yang meningkatkan kerentanan seseorang terhadap rematik. Jika ada riwayat keluarga dengan rematik atau penyakit autoimun lainnya, resiko terkena rematik pada usia muda dapat meningkat.
2. Faktor Imunologi
Rematik adalah penyakit autoimun, yang berarti sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang jaringan sehatnya sendiri. Pada rematik, sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang sendi-sendi dan menyebabkan peradangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, seperti gangguan imun atau perubahan dalam respons imun, dapat berperan dalam perkembangan rematik pada usia muda.
3. Faktor Lingkungan
Paparan terhadap faktor lingkungan tertentu juga dapat mempengaruhi perkembangan rematik pada usia muda. Faktor-faktor ini dapat termasuk infeksi, seperti infeksi virus atau bakteri tertentu, yang dapat memicu respons autoimun pada individu yang rentan. Selain itu, paparan lingkungan yang merugikan, seperti polusi udara, merokok, atau paparan bahan kimia, juga dapat berkontribusi pada perkembangan rematik.
4. Gaya Hidup
Beberapa faktor gaya hidup juga dapat memainkan peran dalam perkembangan rematik pada usia muda. Kebiasaan merokok, misalnya, telah dikaitkan dengan peningkatan resiko rematik. Selain itu, gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan yang buruk, kelebihan berat badan, dan kurangnya aktivitas fisik, dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan dan meningkatkan resiko rematik.
Rematik pada usia muda masih menjadi area penelitian aktif, dan belum ada mekanisme yang lebih jelas terkait penyakit ini. Faktor-faktor di atas dapat berkontribusi pada perkembangan rematik pada usia muda, namun interaksi yang kompleks antara faktor genetik, imunologi, dan lingkungan masih menjadi subjek penelitian yang sedang berlangsung.
6 Pantangan Rematik
Pantangan dalam rematik adalah makanan atau kebiasaan yang sebaiknya dihindari untuk mengurangi peradangan, meminimalkan gejala rematik, dan menjaga kesehatan sendi. Meskipun pantangan ini tidak dapat menyembuhkan rematik, menghindarinya dapat membantu mengelola kondisi dan meningkatkan kualitas hidup. Berikut adalah beberapa pantangan yang sebaiknya dihindari ketika mengalami rematik :
1. Makanan Tinggi Purin
Purin adalah senyawa yang terdapat dalam beberapa makanan dan dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh. Kadar asam urat yang tinggi dapat memicu serangan rematik. Makanan yang tinggi purin, seperti daging merah, hati, kerang, ikan sarden, dan alkohol, sebaiknya hindari atau konsumsi dalam jumlah yang terbatas.
2. Makanan Olahan
Makanan olahan, seperti makanan cepat saji, makanan kaleng, makanan siap saji, dan makanan ringan, sering mengandung lemak trans, natrium, dan bahan tambahan lainnya yang dapat memicu peradangan dan memperburuk gejala rematik. Sebaiknya, pilih makanan segar dan alami, seperti buah-buahan, sayuran, dan sumber protein sehat.
3. Makanan Berlemak Jenuh
Lemak jenuh, yang umumnya terdapat pada dalam makanan olahan, daging berlemak, produk susu tinggi lemak, dan makanan cepat saji, dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh. Mengurangi konsumsi makanan berlemak jenuh dan menggantinya dengan lemak sehat, seperti lemak tak jenuh, dapat membantu mengurangi gejala rematik.
4. Gula dan Makanan Tinggi Karbohidrat Refined
Gula dan makanan tinggi karbohidrat refined (krbohidrat olahan), seperti roti putih, pasta, dan makanan manis, dapat meningkatkan kadar gula darah dan peradangan dalam tubuh. Sebaiknya, pilih karbohidrat kompleks, seperti roti gandum utuh, beras merah, dan oatmeal, yang memiliki kandungan serat lebih tinggi dan dapat membantu menjaga kadar gula darah stabil.
5. Alkohol
Mengkonsumsi alkohol dapat memicu peradangan dan memperburuk gejala rematik. Alkohol juga dapat mengganggu efektivitas beberapa obat rematik. Sebaiknya, batasi konsumsi alkohol atau hindari secara keseluruhan.
6. Merokok
Merokok telah dikaitkan dengan peningkatan resiko rematik dan memperburuk gejala rematik. Rokok dapat mempengaruhi aliran darah dan menyebabkan kerusakan pada jaringan sendi. Berhenti merokok dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan bagi penderita rematik.
Setiap orang mungkin memiliki sensitivitas yang berbeda terhadap makanan dan kebiasaan tertentu. Penting untuk mencatat reaksi tubuh terhadap makanan dan mengkonsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi rematik kamu.
Obat Rematik di Apotik
Di apotik, kamu dapat menemukan beberapa jenis obat untuk mengelola gejala rematik ringan hingga sedang. Namun, penting untuk diingat bahwa konsultasi dengan apoteker atau dokter tetap diperlukan sebelum mengonsumsi obat-obatan ini. Berikut adalah beberapa contoh obat rematik yang umumnya tersedia di apotik :
1. Analgesik
Obat analgesik seperti parasetamol dapat membantu meredakan nyeri yang terkait dengan rematik. Ini adalah obat bebas yang sering digunakan untuk mengatasi nyeri ringan hingga sedang. Pastikan kamu mengikuti petunjuk dosis yang dianjurkan dan tidak melebihi dosis harian yang ditentukan.
2. Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS)
Beberapa OAINS, seperti ibuprofen, naproksen, dan diklofenak, tersedia dalam bentuk tablet atau krim di apotik. Obat-obatan ini dapat membantu mengurangi peradangan dan meredakan nyeri pada rematik. Namun, mereka harus digunakan dengan hati-hati dan sesuai dengan petunjuk dosis yang tepat.
3. Krim Antiinflamasi
Krim atau salep antiinflamasi yang mengandung bahan aktif seperti ibuprofen, ketoprofen, atau piroksikam dapat dioleskan langsung ke area yang terkena rematik. Mengoleskan krim ini dapat memberikan efek pendinginan dan meredakan nyeri serta peradangan pada sendi yang terkena.
4. Suplemen Glukosamin dan Kondroitin
Glukosamin dan kondroitin adalah suplemen yang umumnya digunakan untuk mengurangi gejala rematik, khususnya pada osteoarthritis. Suplemen ini dapat membantu memperbaiki kerusakan tulang rawan dan meredakan nyeri sendi. Namun, efektivitasnya masih menjadi perdebatan, dan sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum mengkonsumsinya.
Penting untuk diingat bahwa penggunaan obat-obatan tersebut harus selalu sesuai dengan petunjuk dokter atau apoteker, terutama jika kamu memiliki kondisi kesehatan lain atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain. Konsultasikan dengan profesional medis untuk mendapatkan rekomendasi yang tepat sesuai dengan kondisi rematik kamu.
Mencegah Rematik
Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah rematik, terdapat beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi resiko terkena rematik atau mengelola kondisi rematik yang ada. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan:
1. Menerapkan Gaya Hidup Sehat
Menjaga gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi resiko rematik. Faktor-faktor seperti makanan sehat, aktivitas fisik teratur, manajemen stres, dan tidur yang cukup dapat memberikan dampak positif pada kesehatan sendi dan sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan.
2. Menghindari Faktor Resiko
Menghindari faktor resiko yang diketahui dapat meningkatkan resiko rematik. Misalnya, berhenti merokok atau menghindari paparan asap rokok dapat membantu mengurangi resiko rematik. Mengurangi konsumsi alkohol dan menjaga berat badan yang sehat juga dapat memberikan manfaat dalam mengelola rematik.
3. Melakukan Olahraga dan Aktivitas Fisik
Olahraga dan melakukan aktivitas fisik yang teratur dapat membantu menjaga kekuatan dan fleksibilitas otot, serta meningkatkan kesehatan sendi. Pilihlah jenis olahraga yang tidak memberikan beban berlebih pada sendi, seperti berenang, bersepeda, atau yoga. Konsultasikan dengan dokter atau fisioterapis untuk menentukan jenis olahraga yang sesuai dengan kondisi kamu.
4. Mengatur Stres
Stres dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan, termasuk kesehatan sendi. Penting untuk mengelola stres dengan cara yang sehat, seperti dengan meditasi, relaksasi, atau hobi yang menyenangkan. Juga, penting untuk memprioritaskan waktu istirahat yang cukup untuk memulihkan tubuh dan meningkatkan keseimbangan emosional.
5. Menggunakan Perlindungan Sendi
Jika kamu terlibat dalam aktivitas yang mempengaruhi sendi, seperti olahraga atau pekerjaan yang melibatkan gerakan yang berulang, pastikan untuk menggunakan perlindungan sendi yang sesuai, seperti penyangga sendi atau alat bantu yang membantu mengurangi tekanan pada sendi.
6. Berkonsultasi dengan Dokter
Jika kamu memiliki riwayat keluarga dengan rematik atau mengalami gejala yang mencurigakan, segera berkonsultasi dengan dokter. Mendapatkan diagnosis dini dan perawatan yang tepat dapat membantu mengelola rematik dengan lebih baik dan mencegah kerusakan sendi yang lebih lanjut.
Meskipun langkah-langkah pencegahan ini dapat membantu mengurangi resiko rematik, penting untuk diingat bahwa tidak semua faktor resiko dapat dihindari dan rematik dapat terjadi pada siapa saja. Jaga kesehatan secara umum dan konsultasikan dengan dokter untuk rekomendasi yang tepat berdasarkan kondisi kesehatan kamu.
Kesimpulan
Radang rematik adalah kondisi medis yang dapat mempengaruhi sendi-sendi tubuh dan memengaruhi kualitas hidup penderitanya. Dalam artikel ini, kita telah membahas gejala, ciri-ciri, penyebab di usia muda, pantangan yang perlu dihindari, serta obat-obatan yang tersedia di apotik untuk mengelola rematik. Jika kamu merasa mengalami gejala rematik, berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan pengelolaan yang efektif terhadap radang rematik.